Saturday, May 12, 2007

Sebatang bambu...


Sebatang bambu yang indah tumbuh di
halaman rumah seorang petani. Batang
bambu ini tumbuh tinggi menjulang di
antara batang-batang bambu lainnya.
Suatu hari datanglah sang petani yang
empunya pohon bambu itu. Dia berkata
kepada batang bambu," Wahai bambu,
maukah engkau kupakai untuk menjadi
paip saluran air, yang sangat berguna
untuk mengairi sawahku?"

Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu
aku mau bila dapat berguna bagi
engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang
akan kau lakukan untuk membuatku
menjadi paip saluran air itu."

Sang petani menjawab, "Pertama, aku
akan menebangmu untuk memisahkan
engkau dari rumpunmu yang indah itu.
Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu
yang dapat melukai orang yang
memegangmu. Setelah itu aku akan
membelah-belah engkau sesuai dengan
keperluanku. Akhir sekali aku akan
membuang sekat-sekat yang ada di dalam
batangmu, supaya air dapat mengalir
dengan lancar. Apabila itu semua
sudah selesai, engkau akan menjadi
paip yang akan mengalirkan air untuk
mengairi sawahku sehingga padi yang
kutanam dapat tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama
terdiam..... , kemudian dia berkata
kepada petani, "Tuan, tentu aku akan
merasa sangat sakit ketika engkau
menebangku. Juga pasti akan sakit
ketika engkau membuang cabang-
cabangku, bahkan lebih sakit lagi
ketika engkau membelah-belah batangku
yang indah ini, dan pasti tak
tertahankan ketika engkau mengorek-
ngorek bahagian dalam tubuhku untuk
membuang sekat-sekat penghalang itu.
Apakah aku akan kuat melalui semua
proses itu, Tuan?"

Petani menjawab batang bambu itu, "
Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui
semua itu, karena aku memilihmu justru
karena engkau yang paling kuat dari
semua batang pada rumpun ini. Jadi
tenanglah."

Akhirnya batang bambu itu
menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin
sekali berguna bagimu. Ini aku,
tebanglah aku, perbuatlah sesuai
dengan yang kau kehendaki."

Setelah petani selesai dengan
pekerjaannya, batang bambu indah yang
dulu hanya menjadi penghias halaman
rumah petani, kini telah berubah
menjadi paip saluran air yang mengairi
sawahnya sehingga padi dapat tumbuh
dengan subur dan berbuah banyak.

Pernahkah kita berfikir bahwa dengan
masalah yang datang silih berganti tak
habis-habisnya, mungkin Allah sedang
memproses kita untuk menjadi indah di
hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu
itu, kita sedang ditempa, Allah sedang
membuat kita sempurna untuk di pakai
menjadi penyalur berkat. Dia sedang
membuang kesombongan dan segala sifat
kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi
jangan kuatir, kita pasti kuat karena
Allah tak akan memberikan beban yang
tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita
berserah pada kehendak Allah,
membiarkan Dia bebas berkarya di dalam
diri kita untuk menjadikan kita alat
yang berguna bagi-Nya? Seperti batang
bambu itu, mari kita berkata, " Ini
aku wahai Allah, perbuatlah sesuai
dengan yang Kau kehendaki."

No comments: