Wednesday, February 14, 2007

Lelaki bernama AYAH

Suatu ketika, ada seorang anak
perempuan yang bertanya kepada ayahnya,
Tatkala tanpa sengaja dia melihat
ayahnya sedang mengusap wajahnya Yang
mulai berkerut-merut dengan badannya
yang terbongkok-bongkok, Disertai suara
batuk-batuknya.


Anak perempuan itu bertanya pada
ayahnya "ayah, mengapa wajah ayah kian
berkerut-merut dengan badan ayah yang
kian hari kian membongkok ?"Demikian
pertanyaannya, ketika ayahnya sedang
berehat di beranda.

Si ayah menjawab : "Sebab aku lelaki."

Anak perempuan itu berkata
sendirian : "Aku tidak mengerti".
Dengan kerut-kening kerana jawapan
ayahnya membuatnya termenung rasa
kebingungan.

ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya
rambut anaknya itu, terus menepuk-nepuk
bahunya, kemudian si ayah
mengatakan "Anakku, kamu memang belum
mengerti tentang lelaki."Demikian bisik
Si ayah, yang membuat anaknya itu
bertambah kebingungan.

Kerana perasaan ingin tahu, kemudian si
anak itu mendapatkan ibunya lalu
bertanya kepada ibunya.
"Ibu, mengapa wajah ayah jadi berkerut-
merut dan badannya kian hari kian
membongkok? Dan sepertinya ayah menjadi
demikian tanpa ada keluhan dan rasa
sakit?"

Ibunya menjawab:
"Anakku, jika seorang lelaki yang benar-
benar bertanggungjawab terhadap
keluarga itu memang akan demikian."

Hanya itu jawapan si ibu. Si anak
itupun kemudian membesar dan menjadi
dewasa, tetapi dia tetap juga kasih
tercari-cari jawapan, mengapa wajah
ayahnya yang tampan menjadi berkerut-
merut dan badannya menjadi membongkok?

Hingga pada suatu malam, dia bermimpi.
Di dalam impian itu seolah-olah dia
mendengar suara yang sangat lembut,
namun jelas sekali. Dan kata-kata yang
terdengar dengan jelas itu ternyata
suatu rangkaian kalimah sebagai jawapan
rasa kebingungannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan lelaki, aku
membuatnya sebagai pemimpin keluarga
serta sebagai tiang penyangga dari
bangunan keluarga, dia senantiasa akan
berusaha untuk menahan setiap
hujungnya, agar keluarganya merasa
aman, teduh dan terlindung."

"Ku ciptakan bahunya yang kuat dan
berotot untuk membanting-tulang
menghidupi seluruh keluarganya dan
kegagahannya harus cukup kuat pula
untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Ku berikan kemahuan padanya agar
selalu berusaha mencari sesuap nasi
yang berasal dari titisan keringatnya
sendiri yang halal dan bersih, agar
keluarganya tidak terlantar, walaupun
seringkali dia mendapat cercaan dari
anak-anaknya".

"Ku berikan keperkasaan dan mental baja
yang akan membuat dirinya pantang
menyerah, demi keluarganya dia
merelakan kulitnya tersengat panasnya
matahari, demi keluarganya dia
merelakan badannya berbasah kuyup
kedinginan dan kesejukan kerana
tersiram hujan dan dihembus angin, dia
relakan tenaga perkasanya dicurahkan
demi keluarganya, dan yang selalu dia
ingat, adalah disaat semua orang
menanti kedatangannya dengan
mengharapkan hasil dari jerih-payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta
kesungguhan yang akan membuat dirinya
selalu berusaha merawat dan membimbing
keluarganya tanpa adanya keluh kesah,
walaupun disetiap perjalanan hidupnya
keletihan dan kesakitan kerapkali
menyerangnya".

"Ku berikan perasaan cekal dan gigih
untuk berusaha berjuang demi mencintai
dan mengasihi keluarganya, didalam
suasana dan situasi apapun juga,
walaupun tidaklah jarang anak-anaknya
melukai perasaannya, melukai
hatinya.Padahal perasaannya itu pula
yang telah memberikan perlindungan rasa
aman pada saat di mana anak-anaknya
tertidur lelap. Serta sentuhan
perasaannya itulah yang memberikan
kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-
nepuk bahu anak-anaknyaagar selalu
saling menyayangi dan saling mengasihi
sesama saudara."

"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan
padanya untuk memberikan pengertian dan
kesedaran terhadap anak-anaknya tentang
saat kini dan saat mendatang, walaupun
seringkali ditentang bahkan dikotak-
katikkan oleh anak-anaknya."

"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan
padanya untuk memberikan pengetahuan
dan menyedarkan, bahawa isteri yang
baik adalah isteri yang setia terhadap
suaminya, isteri yang baik adalah
isteri yang senantiasa menemani, dan
bersama-sama menghadapi perjalanan
hidup baik suka mahupun duka,walaupun
seringkali kebijaksanaannya itu akan
menguji setiap kesetiaan yang diberikan
kepada isteri, agar tetap berdiri,
bertahan, sepadan dan saling melengkapi
serta saling menyayangi."

"Ku berikan kerutan diwajahnya agar
menjadi bukti, bahawa lelaki itu
senantiasa berusaha sekuat daya
fikirnya untuk mencari dan menemukan
cara agar keluarganya dapat hidup
didalam keluarga bahagia dan badannya
yang terbongkok agar dapat membuktikan,
bahawa sebagai lelaki yang
bertanggungjawab terhadap seluruh
keluarganya, senantiasa berusaha
mencurahkan sekuat tenaga serta segenap
perasaannya, kekuatannya,
kesungguhannya demi kelanjutan hidup
keluarganya."

"Ku berikan kepada lelaki tanggungjawab
penuh sebagai pemimpin keluarga,
sebagai tiang penyangga
(seri/penyokong), agar dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan
hanya inilah kelebihan yang dimiliki
oleh lelaki, walaupun sebenarnya
tanggungjawab ini adalah amanah di
dunia dan akhirat."

Terkejut si anak dari tidurnya dan
segera dia berlari, berlutut dan berdoa
hingga menjelang subuh. Setelah itu dia
hampiri bilik ayahnya yang sedang
berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak
itu menggenggam dan mencium telapak
tangan ayahnya.

"Aku mendengar dan merasakan bebanmu,
ayah."

p/s: Bila ayah anda masih hidup jangan
sia-siakan kesempatan untuk membuat
hatinya gembira. Bila ayah anda telah
tiada, jangan putuskan tali silaturahim
yang telah dirintisnya dan doakanlah
agar Allah selalu menjaganya dengan
sebaik-baiknya. Amin
----------------------------------------------------
Betapa besarnya pengorbanan seorang lelaki.
Jadi, hargailah lelaki-lelaki yang ada dalam hidup kita. Jika ditakdirkan suatu hari nanti kita akan kehilangannya kita tidak menyesal.

- Ya Allah, ampunkanlah dosa-dosa kedua ibubapaku sepertimana mereka menjagaku semasa kecil. Aminnn. -

No comments: